Siswa: Mencari Ilmu Versus Mencari Nilai
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
2007). Pernyataan ini menegaskan bahwa muara pendidikan adalah terciptanya
manusia terdidik atau dengan kata lain memiliki karakter yang baik.
Guna mencapai tujuan
tersebut, hadirlah sekolah sebagai salah satu wadah pendidikan formal. Sekolah
diberikan kewenangan mendidik siswa agar mencapai tujuan tersebut.
Guru sebagai ujung
tombak untuk menyukseskan tujuan itu di tengah perjalanan memberikan
pembelajaran menemui fenomena-fenomena. Satu di antara fenomena tersebut adalah
mindset ‘cara pikir’ siswa terhadap
nilai dan ilmu.
Bagaimana sebenarnya mindset yang dimaksud?
Pembelajaran di kelas
adalah proses untuk memahamkan siswa mengenai ilmu yang dipelajari. Oleh sebab
itu, segala cara yang dilakukan guru dan siswa di kelas merupakan hal yang
dapat dipandang sebagai bagian menuntut ilmu. Apakah di dalam kelas
mendengarkan penjelasan guru, berdiskusi mengenai materi, mengerjakan soal,
mengerjakan tugas di rumah, atau pun membaca buku yang disarankan guru sebagai
bahan pengayaan. Intinya adalah memahamkan siswa mengenai ilmu tersebut.
Ilmu yang sudah
dipelajari tentunya dievaluasi guna mengetahui sejauh mana ilmu itu dapat
dipahami oleh siswa. Teknik mengevaluasi ini banyak jenisnya. Ada yang bersifat
ulangan atau ada pula bersifat portofolio. Permasalahan yang sering muncul
adalah siswa merasa enggan mengerjakan segala tugas yang diberikan tetapi
berharap memperoleh nilai tinggi.
Pertanyaan selanjutnya
adalah apakah pantas menerima sesuatu yang tidak sebanding dengan usaha yang
dilakukan?
Idealnya seorang siswa
memahami ilmunya terlebih dahulu. Jika ilmunya telah tertancap dengan mantap di
pikiran maka segala soal dan tugas terasa mudah untuk dikerjakan. Hal ini perlu
dipertegas karena esensi pendidikan adalah tercapainya karakter yang bagus.
Karakter yang bagus tidak hadir tanpa dilandasi oleh keilmuan yang memadai.
Nilai tinggi tidak jaminan seorang siswa menggapai cita-cita, tetapi ilmu yang
tinggi akan membawa seorang siswa menuju cita-cita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar