Sekelumit Kekecewaan
Oleh Justianus Tarigan
Sore hari di kota besar seperti Medan memang sering macet. Jam pulang kerja membuat jalan dipenuhi oleh kendaraan. Semua pengendara berharap cepat-cepat sampai tujuan untuk melepas lelah karena bekerja seharian.
Harapan cepat sampai di tujuan ini yang kadang membuat perjalanan di jalan raya kurang memperhatikan rambu-rambu berlalu lintas. Berdesak-desakan. Bahkan, sebagian pengendara motor memasuki area trotoar. Lebih parah lagi, beberapa pengendara kadang terkesan ugal-ugalan berkendara sehingga dapat menyebabkan kecelakaan berlalu lintas.
Sore ini misalnya saya hendak mau pulang tapi terjebak dalam kemacetan. Macet bukan karena tidak ada rambu lalu lintas. Jelas sekali di perempatan itu ada lampu merah. Tapi sayang sekali lampu merah itu tidak digunakan oleh semua pengendara. Lampu yang sedang menyala berwarna merah tapi tetap saja ada pengendara yang melanggar. Pada saat yang sama, pengendara dari lawan arah berjalan juga. Akhirnya jumpa di tengah semua. Dan tidak ada lagi yang bisa mengalah. Sudah terjebak di tengah semuanya. Lebih parah lagi, tak ada yang mau peduli. Yang lain mencari jalan agar segera terhindar dari kemacetan itu. Alih-alih mau menghindar, tapi semakin menambah kemacetan. Jadinya butuh waktu lama untuk melerai kemacetan ini.
Kadang terpikir "Sampai kapan keadaan seperti ini tetap terjadi di negeri ini?" Rasanya sulit juga mencari siapa yang perlu dipersalahkan. Lebih arih jika setiap orang mengambil bagian untuk menjaga ketertiban berlalu lintas. Peraturan yang dibuat sebaik apa pun jika pengguna peraturan itu tak pernah sadar akan kewajibannya maka nasib yang sama akan tetap terulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar