Blogger Layouts

Halaman

Selasa, 15 Mei 2018

Artikel

Jangan Terjebak dalam Emosi
Oleh Justianus Tarigan

Kasus pengeboman yang terjadi baru-baru ini di Surabaya adalah tindakan amoral yang dilakukan oleh oknum yang sengaja ingin memecah belah Indonesia. Bom bunuh diri yang dialamatkan ke rumah ibadah atau di mana pun sungguh perbuatan yang terkutuk. Tak ada ajaran agama yang menganjurkan demikian. Kasus ini sangat diharapkan segera dituntaskan oleh pihak kepolisian.

Masalah yang sedang trending topik di atas merebak luas di dunia maya, katakan di media sosial. Namanya juga dunia medsos, terkadang kita tersulut emosi karena mendengar adanya sebuah musibah menerpa saudara kita. Belum lagi tulisan-tulisan yang dibuat oleh beberapa orang yang terkesan memojokkan orang lain sebagai biang masalah. Kita seolah-olah tersugesti dengan tulisan-tulisan itu sehingga emosi kita juga terpancing. Tersulutnya emosi akhirnya kita tidak berpikir rasional. Ketidakrasionalan inilah kadang yang membuat kita menuliskan kembali sebuah tulisan yang isinya bernada negatif yang pada ujungnya memperkeruh masalah yang sedang terjadi. Awalnya kita  berduka karena peristiwa yang sangat memilukan diderita saudara kita selanjutnya kita terjebak oleh emosi sendiri dan memublikasikan tulisan yang bernada negatif. Kalau sudah begini, masalah yang timbul bisa lebih banyak. Padahal masalah awal pun belum selesai.

Kalau kita sedikit analisis, masalah yang sedang terjadi ini bukan sekadar menyasar korban tetapi menyasar kepentingan kerukunan hidup bersama. Alangkah senangnya mereka, orang-orang di balik kasus ini, yang menginginkan kita, Indonesia, berpecah belah. Jika kita tersulut emosi karena melihat pemberitaan di media maka artikanlah bahwa kita, semuanya orang Indonesia, emosi kepada oknum pembuat kasus amoral ini. Kita marah dan geram kepada pelakunya bukan pada embel-embel yang melekat pada diri pelaku, apakah daerahnya, sukunya, atau agamanya. Selain itu, kita harus menyadari bahwa mudahnya diri kita terpancing emosi karena berita harus kita batasi dengan tidak langsung memublikasikan kekesalan diri lewat tulisan bernada negatif di media sosial.

Akhir kata, semoga ke depannya negara kita bisa bebas dari masalah serupa. Semoga kerukunan antarumat beragama di Indonesia selalu terjaga. Semoga pihak kepolisian segera menangkap semua pelaku sampai akar-akarnya. Terakhir, turut berduka untuk saudara-saudara kita yang di Surabaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar